Jakarta – Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Muhyiddin Ishaq mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) merupakan INITOGEL pemegang saham terbesar di Republik Indonesia (RI).
Muhyiddin menyampaikan, kontribusi NU dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui resolusi jihad menjadi fondasi penting berdirinya negara.
“Kalau boleh saya lebih lugas, bahasa saya, bahwa pemegang saham terbesar Republik ini adalah NU. Dari mana? Dari resolusi jihad,” ujar Muhyiddin usai menghadiri peringatan Hari Santri di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Ia menjelaskan, resolusi jihad yang dikeluarkan para ulama pada 22 Oktober 1945 menjadi momentum penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman tentara sekutu dan NICA.
“Tanpa resolusi jihad untuk menghadapi tentara sekutu, gak mampu lah kita. Tentara sekutu sudah melumpuhkan Jepang, sementara dia senjatanya otomatis. TKR dan Hizbullah senjata locok. Satu kali tekan pelatuknya, 72 peluru satu magazin. Gak mungkin menang,” ucap Muhyiddin.
Ia menuturkan, Presiden pertama RI Soekarno saat itu mengutus Bung Tomo mendatangi pesantren Tebuireng untuk meminta dukungan moral dari para kiai dan santri sebelum menghadapi pasukan sekutu.
“Beberapa hari kemudian baru dikeluarkan fatwa resolusi jihad yang menghasilkan radius 90 kilometer dari Kota Surabaya. Untuk orang Islam, hukumnya fardu ain,” papar Muhyiddin.
Lebih lanjut, dengan nada berseloroh, Muhyiddin menggambarkan hubungan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PWNU ibarat hubungan antara komisaris dan jajaran direksi. Dia mengatakan, hubungan itu saling melengkapi.
“Kalau boleh dengan bahasa lain, saya ini komisaris, Mas Pram ini direksi,” tutup Muhyiddin sambil tersenyum.
Hari Santri Nasional 2025 Diperingati di Barus Sumut, Titik Nol Peradaban Islam Nusantara
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387275/original/056987800_1761035795-43248810-ae2c-4146-9516-8091beb828f5.jpg)
Ketua DPP PKB Marwan Dasopang (Mardas) menyebut, puncak peringatan Hari Santri Nasional 2025 diselenggarakan di titik nol peradaban Islam Nusantara, Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Sebelumnya, puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 akan diselenggarakan di titik nol peradaban Islam Nusantara, Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Rabu 22 Oktober 2025.
Menurut Ketua DPP PKB Marwan Dasopang (Mardas), ada alasan khusus mengapa Barus dipilih sebagai lokasi tersebut.
“Barus diyakini sebagai gerbang awal masuknya Islam ke Nusantara, jauh sebelum Islam berkembang di wilayah lain. Kita ingin mengingatkan bangsa ini, bahwa dari Barus-lah Islam pertama kali bersemi di bumi Nusantara,” ujar Mardas di Barus, Selasa 21 Oktober 2025.
Mardas meyakini, dari Barus, peradaban Islam yang damai, berakhlak, dan berpadu dengan budaya lokal tumbuh menjadi kekuatan kebangsaan.
Selain itu, Mardas melanjutkan, dalam berbagai catatan sejarah, Barus dahulu dikenal dengan nama Fansur merupakan pelabuhan kosmopolitan sejak abad ke-7 Masehi.
“Para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia datang untuk berdagang kapur barus, sekaligus menyebarkan ajaran Islam,” tutur dia.
Tokoh Penting
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387838/original/083820300_1761105090-san2.jpg)
Ratusan siswa melakukan kegiatan doa bersama di halaman sekolah Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah, Cinere, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/10/2025).
Mardas menyampaikan, tokoh penting yang dikenal sebagai ulama awal di Barus adalah Syekh Mahmud, seorang penyebar Islam yang dikenal dengan kebijaksanaan dan kedalaman spiritualnya.
Hingga kini, Makam Syekh Mahmud di Barus menjadi salah satu situs ziarah penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
“Besok sebelum apel akbar, kami bersama Gus Muhaimin (Cak Imin) dan pengurus pusat PKB akan berziarah ke makam Syekh Mahmud sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama yang menjadi perintis dakwah Islam di Nusantara,” papar Ketua Komisi VIII DPR RI ini.
Mardas menegaskan, peringatan Hari Santri Nasional bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk menegaskan kembali komitmen PKB dalam memperjuangkan nasib santri dan pesantren di seluruh Indonesia.
“Hari Santri adalah buah dari perjuangan panjang PKB hingga akhirnya diakui secara resmi oleh negara. Ini adalah bentuk penghormatan atas jasa besar para ulama dan santri yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menjaga moralitas bangsa,” ungkapnya.
Puncak Peringatan Hari Santri Nasional
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387837/original/033354800_1761105090-san1.jpg)
Sejumlah siswa melakukan kegiatan doa bersama saat peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober pada halaman sekolah di Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah, Cinere, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/10/2025).
Mardas menambahkan, PKB akan terus menjadi rumah besar bagi kalangan pesantren dan memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada pendidikan keagamaan, kemandirian ekonomi pesantren, dan kesejahteraan santri.
“Kami akan terus menjaga amanah ini. Santri bukan hanya benteng moral bangsa, tetapi juga pilar masa depan Indonesia,” Mardas menandasi.
Sebagai informasi, puncak peringatan HSN 2025 akan ditandai dengan apel akbar santri dan siswa yang diikuti oleh sedikitnya 3.000 peserta dari berbagai wilayah Tapanuli Tengah dan sekitarnya.
Diketahui, Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dijadwalkan akan bertindak langsung sebagai inspektur upacara.
Sebelum acara puncak, DPP PKB juga menggelar rangkaian kegiatan, antara lain Seminar Hari Santri Nasional yang berlangsung di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Barus, menghadirkan akademisi, ulama, dan santri muda.
Sumber : Ennetbilgi.com




